Aris D Yulistiawan
Rabu, 23 November 2016
TUGAS MATA KULIAH PERAWATAN KOMUNITAS
TUGAS MATA KULIAH
PERAWATAN KOMUNITAS
KONSEP DASAR
DEMOGRAFI
Disusun Oleh:
Kelompok 5
1.
Al Della Noviana Asgar
2.
Aris Diyan Yulistiawan
3.
Nindi Natania
4.
Nur Rahma Azis
5.
Rofiqoh Khalidazia
6.
Titis Setia Rengganis
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES KALTIM
PROGRAM
STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah “Konsep Dasar Demografi”
dapat kami selesaikan.
Shalawat beriring salam semoga
dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah saw, keluarga, para sahabat dan
orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata ajar Keperawatan
Komunitas.
Selain itu, agar pembaca dapat memperluas ilmu yang berkaitan dengan judul
makalah, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak terkait, terutama kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengajaran dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Dan kami menyadari masih banyak
kekurangan yang mendasar dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon
keterbukaan dalam pemberian saran dan kritik agar lebih baik lagi untuk ke
depannya.
Samarinda,
01 November 2016
Kelompok
5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.
Latar Belakang ................................................................................................. 1
2.
Rumusan
Masalah............................................................................................. 2
3.
Tujuan .............................................................................................................. 2
4.
Manfaat ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 3
A.
Pengertian
Demografi ...................................................................................... 3
B.
Tujuan Dan Manfaat
Demografi....................................................................... 4
C.
Faktor – factor
Demografik yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk 5
D.
Transisi Demografi........................................................................................... 11
E.
Masalah
Kependudukan Di Indonesia.............................................................. 14
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 23
F.
Kesimpulan ...................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah
penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semmakin
tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal sebagai
istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses
demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk.
Dibandingkan dengan negara-negara yang sedang
berkembang lainnya, Indonesia menempati urutan ketiga dalam jumlah penduduk
setelah Cina dan India. Indonesia merupakan negara yang sedang membangun dengan
disertai masalah kependudukan yang sangat serius, yaitu jumlah penduduk yang
sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi dan
persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan
modal, tetapi juga merupakan beban dalam pembangunan.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan
kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan
komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi,
ketenagakerjaan, perkawinan dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu
para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program
pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan yang tepat pada sasaran.
Masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan di
Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya
penyebaran dan struktur umur penduduk. Progran kependudukan dan keluarga
berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial
bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian
penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara
jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan produksi dan
jasa.
2.
RUMUSAN MASALAH
Dalam hal ini, demografi menitik beratkan perhatiannya terhadap hal utama
yang dapat diamati, yaitu :
a)
Pengertian penduduk
b)
Tujuan dan manfaat Demografi
c)
Faktor-faktor demografik yang mempengaruhi laju
pertumbuhan penduduk
d)
Transisi demografik
e)
Masalah kependudukan di Indonesia
3.
TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk meenuhi tugas mata
kuliah Kependudukan dan KB pada jurusan DIII kebidanan semester IV.
4.
MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui Konsep
Kependudukan Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
PENDUDUK
Demografi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk
dan grafein yang berarti menulis. Jadi, demografi adalah tulisan-tulisan
atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini dipakai untuk
pertama kalinya oleh Achille Guillard
dalam tulisannya yang berjudul Elements de Statisque Humaine on
Demographic Compares pada tahun 1885.
Beberapa
ahli pun punya pendapat masing-masing tentang pengertian dari demografi itu
sendiri. Berikut ini pendapat para ahli tersebut.
- Menurut Johan Susczmilch (1762), demografi adalah ilmu yang mempelajari hukum Ilahi dalam perubahan-perubahan pada umat manusia yang tampak dari kelahiran, kematian dan pertumbuhannya.
- Menurut Achille Guillard, demografi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur.
- Menurut George W. Barclay, demografi adalah ilmu yang memberikan gambaran menarik dari penduduk yang digambarkan secara statistika. Demografi mempelajarai tingkah laku keseluruhan dan bukan tingkah laku perorangan.
- Menurut Phillip M. Hauser dan Dudley Duncan, demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahan dan sebab-sebab perubahan tersebut.
- Menurut D.V. Glass, demografi adalah ilmu yang secara umum terbatas untuk mempelajari penduduk yang dipengaruhi oleh proses demografis, yaitu : fertilitas, mortalitas dan migrasi.
- Menurut Donald J. Boague (1973), demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistika dan matematika tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk serta perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu yang
mempelajari persoalan dan keadaaan perubahan-perubahan penduduk atau dengan
kata lain segala hal ihwal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan
tersebut seperti : kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan suatu
keadaan dan komposisi penduduk menurut jenis kelamin tertentu.
B.
TUJUAN dan MANFAAT DEMOGRAFI
Ilmu
demografi digunakan oleh para ahli umumnya terdiri dari empat tujuan pokok,
yaitu:
- Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
- Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
- Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
- Mencoba meramalkan pertumbuhan pendukuduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
Pada
akhirnya, keempat tujuan pokok tersebut akan bermanfaat untuk:
- Perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian dan lain-lain yang dilakukan pemerintah menjadi lebih tepat sasaran jika mempertimbangkan komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang akan datang.
- Evaluasi kinerja pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dengan melihat perubahan komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang lalu beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Melihat peningkatan standar kehidupan melalui tingkat harapan hidup rata-rata penduduk, sebab tidak ada ukuran yang lebih baik kecuali lamanya hidup sesorang di negara yang bersangkutan
- Melihat seberapa cepat perkembangan perekonomian yang dilihat dari ketersediaan lapangan pekerjaan, persentase penduduk yang ada di sektor pertanian, industri dan jasa.
C. FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFIK YANG MEMPENGARUHI LAJU
PERTUMBUHAN PENDUDUK
1. ANGKA
KELAHIRAN ( FERTILITAS )
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan
seorang wanita secara riil untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi
yang senyatanya dilahirkan.t tinggi rendahnya kelahiran erat hubungannya dan
tergantung pada struktur umur, banyaknya kelahiran, banyaknya perkawinan,
penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan, status pekerjaan,
serta pembangunan.
Beberapa fertilitas yang sering digunakan adalah:
1)
Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran kasar adalah angka yang mrnunjukkan
jumlah kelahiran pertahun di satu tempat per seribu penduduk.
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
CBR = L /P x 1.000
Keterangan:
·
CBR = Crude birth Rate ( angka kelahiran kasar )
·
L = jumlah kelahiran
selama 1 tahun
·
P = jumlah penduduk pada
pertengahan tahun
·
1.000 = konstanta
Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) dibedakan menjadi tiga macam.
·
Cbr <20, termasuk kriteria rendah
·
Cbr antara 20-30, termasuk kriteria sedang
·
Cbr >30, termasuk kriteria tinggi
2)
Angka kelahiran khusus (Age Specific Birth Rate /
ASBR)
Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan
banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk wanita pada kelompok umur
tertentu. Asbr dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
ASBR = Li / Pi x 1.000
Keterangan :
·
ASBR = angka kelahiran khusus
·
Li = jumlah kelahiran dari
wanita pada kelompok umur tertentu
·
Pi = jumlah penduduk wanita umur
tertentu pada pertengahan tahun
·
1.000 = konstanta
3)
Angka kelahiran umum (General fertility
Rate / GFR)
Angka kalahiran umum yaitu angka yang menunjukkan
banyaknya kelahiran setian 1.000wanita yang berusia 15-49 tahun dalam satu
tahun. GFR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
GFR = L / W(15-49) x 1.000
Keterangan :
·
GFR = angka kelahiran umum
·
L = jumlah kelahiran selama satu tahun
·
W(15-49) = jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun
pada pertengahan tahun
·
1.000 = konstanta besar kecilnya angka kelahiran
(natalitas) dipengaruhi oleh beberapa faktor
Berikut ini faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran.
1)
Faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)
1)
Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki
2)
Sifat alami manusia yang ingin malanjutkan keturunan
3)
Pernikahan usia dini(usia muda)
4)
Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi
nilainya, jika dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang
belum memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki
5)
Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga
bagi keluarga yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya mamiliki
anak
2)
Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)
1)
Adanya program keluarga berencana (KB)
2)
Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan
3)
Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan
tunjangan anak bagi PNS
4)
Adanya UU perkawinan yang membatasi usia pernikahan
5)
Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi,
pendidikan dan karier
6)
Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak
2. ANGKA
KEMATIAN ( MORTALITAS )
Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu
angka kematian kasar, angka kematian khusus, dan angka kematian bayi.
1. Angka
kematian kasar ( Crude Death Rate / CDR )
Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan
banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. CBR dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
CDR = M /P x 1.000
Keterangan :
·
CDR = angka kematian kasarx
·
M = jumlah kematian selama satu tahun
·
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
·
= konstanta
Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan menjadi tiga macam:
·
CDR <10, termasuk kriteria rendah
·
CDR antara 10-20, termasuk kriteria sedang
·
CDR >20, termasuk kriteria tinggi
2. Angka
kematian khusus ( Age Specific Death Rate / ASDR )
Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan
banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam
waktu satu tahun. ASDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
ASDR = Mi / Pi x 1.000
Keterangan :
·
ASDR = angka kematian khusus
·
Mi = jumlah kematian pada kelompok
umur tertentu
·
Pi = jumlah penduduk pada kelompok
tertentu
·
= konstanta
3. Angka
kematian bayi ( Infant Mortality Rate / IMR )
Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan
banyaknya kematian bayi (anak yang umurnya di bawah satu tahun ) setiap 1.000
kelahiranbayi hidup dalam satu tahun. IMR dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut ini.
IMR = (Db / Pb ) x 1000
Keterangan :
·
IMR = angka kematian bayi
·
Db = jumlah kematian bayi sebelum umur satu tahun
·
Pb = jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama
·
= konstanta
Kriteria angka kematian bayi dibedakan menjadi berikut ini:
·
IMR <35, termasuk kriteria rendah
·
IMR antara 35-75, termasuk kriteria sedang
·
IMS antara 75-125, termasuk kriteria tinggi
·
IMR >125, termasuk kriteria sangat tinggi
Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat
a.
Faktor pendorong kematian ( promortalitas )
1)
Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu
burung dan sebagainya
2)
Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami,
banjir, dan sebagainya
3)
Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah
4)
Adanya peperangan , kecelakaan, dan sebagainya
5)
Tingkat pencermaran yang tinggi sehingga lingkungan
tidak sehat
b.
Faktor penghambat kematian ( antimortalitas )
1)
Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang
sudah baik
2)
Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan
3)
Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai
mecam penyakit dapat diobati
4)
Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat
sehingga tidak melakukantindakan bunuh diri atau membunuh orang
lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut
3. MIGRASI
Migrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
angka pertumbuhan penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang
dikatakan teleh melakukan migrasi apabila orang tersebut telah melewati batas
administrasi wilayah lain.
Jenis-jenis migrasi:
a.
Transmigrasi (perpindahan dari satu daerah(pulau) untuk
menetap ke daerah lain di dalam wilayah Republik Indonesia)
b.
Urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota
besar )
c.
Emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam negeri
kemudian menetap di luar negeri )
d.
Imigrasi (perpindahan penduduk dari luar negeri kemudian
menetap di dalam negeri )
e.
Re-emigrasi ( kembali ke tempat asal )
1. Migrasi
keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dan
bertujuan untuk menetap di wilayah yang di datangi
2. Migrasi
masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan tujuan
menetap di wilayah tujuan.
Migrasi keluar adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah
asalnya , sedangkan migrasi masuk adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau
dari daerah tujuannya.
Migran
menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan tujuan
untuk menetap dalam waktu 6 bulan atau lebih. Terdapat beberapa kriteria migran
diantaranya:
·
Migran seumur hidup ( life time migrant )
·
Migrant risen (recent migrant )
·
Migran total (total migrant )
1.
Rasio ketergantungan
Rasio ketergantungan (Dependency Ratio) adalah
perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan usia 15-64 tahun. Rasio
ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni rasio ketergantungan muda dan
rasio ketergantungan tua.
Rasio ketergantungan merupakan indikator demografi
yang sangat penting. Semakin tingginya presentase dependency ratio menunjukkan
semakin tingginya beban yang harus di tanggung penduduk yang
produkteif dan tidak produktif lagi. Sedangkan presentase dependency ratio
yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang di tanggung
penduduk yang produktif dan tidak produktif lagi.
Ratio ketergantungan didapat dengan membagi total dari
jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia
tidak produktif(65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia
produktif (15-64 tahun).
RKtotal = P(0-14) : P(65+) /
P(15-64) x 100
RKmuda = P(0-14) / P(15-64) x
100
RKtua = P(65+) / P(15-64) x
100
Keterangan :
·
RKtotal = Rasio Ketergantungan
Penduduk Usia Muda dan Tua
·
RKmuda = Rasio Ketergantungan Penduduk
Usia Muda
·
RKtua = Rasio Ketergantungan Penduduk
Usia Tua
·
P(0-14) = jumlah Penduduk Usia Muda
(0-14 tahun)
·
P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65
tahun keatas)
·
P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia
Produktif (15-64)
2.
Angka Perkawinan Umum
Angka perkawinan umum (APU) menunjukkan proporsi
penduduk yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas
pada pertengahan tahun untuk satu tahun tertentu.
Konsep perkawinan lebih difokuskan kepada keadaan
dimana seorang laki-laki dan seorang perempuan hidup bersama dalam kurun waktu
yang lama. Dalam hal ini hidup bersama dapat dikukuhkan dengan perkawinan yang
syah sesuai dengan UU atau peraturan hukum yang ada (Perkawinan de jure)
ataupun tanda pengesahan perkawinan (de jure). Tetapi untuk
keperluanstudi demografi, badan pusat statistik mendefisinikan seseorang
berstatus kawin apabila mereka terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan
baik yang tinggal bersama maupun terpisah yang menikah secara syah maupun yang
hidup bersama yang oleh masyarakat disekelilingnya dianggap syah sebagai suami
istri (BPS,200). Indikator perkawinan berguna bagi penentu kebujakan dan
pelaksanaan program kependudukan terutama dalam pengembangan program-program
peningkatan kualitas keluarga dan perencanaan keluarga.
3.
Pengaruh Program KB
Berikut ini dalah beberapa istilah yang digunakan
dalam analisa keluarga berencana (KB) beserta definisinya.
a.
Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri
yang istrinya berusia 15-49 tahun
b.
Pemakai alat atau cara KB adalah seseorang yang sedang
atau pernah memakai alat atau cara KB
c.
Pernah memakai alat atau cara KB (ever
user) adalah seseorang yang pernah memakai alat atau cara KB
d.
Pemakai alat atau cara KB aktif (current user) adalah
seseorang yang sedang memakai alat atau cara KB
e.
Alat atau cara KB adalah alat atau cara yang digunakan
untuk mengatur kelahiran
Kebutuhan KB yang tidak di[penuhi (unment need) adalah
presentase perempuan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau
ingin menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat atau cara KB
D. TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortalitas yang
besar. Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada
tingkat kelahiran tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian
rendah.
a)
Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaan masih
alami tingkat kelahiran tinggi/tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang
rendah, sehingga kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya
kelaparan dan kejadian penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi
(kondisi pra intervensi/pembangunan).
b)
Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan
tegnologi, misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain.
Kondisi ekonomi makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk
meningkat sehingga kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap
tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian menurun (akibat kesehatan dan
lain-lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk
alami, seperti dialami Indonesia pada periode tahun 1970 sampai 1980 dengan
angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
c)
Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk,
maka sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit,
maka turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga
pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat
pada pertumbuhan penduduk Indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi
1,85 %.
d)
Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus,
maka akan mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah
Indonesia sedang menuju/mengharap tercapainya kondisi lain yaitu penduduk
bertambah sangat rendah atau tanpa pertumbuhan. Demikian lah gambaran transisi
demografi yang dapat dipercepat dengan peningkatan pembangunan terutama bidang
ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb.
Menurut blacker (1947) ada 5 phase dalam teori transisi demografi, dimana
khususnya phase 2 dan 3 adalah phase transisi.
Tahap-tahap dalam transisi demografi
1)
Tahap stasioner tinggi
Tingkat
kelahiran :
tinggi
Tingkat
kematian :
tinggi
Pertumbuhan alami :
nol/sangat rendah
Contoh :
eropa abad 14
2)
Tahap awal perkembangan
Tingkat
kelahiran :
tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat
kematian :
lambat menurun
Pertumbuhan
alami : lambat
Contoh :
india sebelim PD II
3)
Tahap akhir perkembangan
Tingkat
kelahiran :
menurun
Tingkat
kematian :
menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan
alami : cepat
Contoh :
australia, selandia baru tahun ‘30an
4)
Tahap stasioner rendah
Tingkat
kelahiran :
rendah
Tingkat
kematian :
rendah
Pertumbuhan
alami :
nol/sangat rendah
Contoh :
perancis sebelum PD II
5)
Tahap menurun
Tingkat
kelahiran :
rendah
Tingkat
kematian :
lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan
alami :
negatif
Contoh :
jerman timur dan barat tahun ‘75
Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi
demografi bagi negara-negara berkembang. Bila di eropa, penurunan mortalitas
lebih dikarenakan pembangunan sosio ekonomi, namun penurunan mortalitas dan
fertilitas di negara-negara berkembang lebih karena pengaruh faktor-faktor lain
seperti : peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian pemerintah,
modernisasi, pembangunan dll.
E. MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Kependudukan indonesia akhir-akhir ini mengalami
peningkatan yang cukup drastis dan dari tahun ke tahun tidak selalu
menunjukan trend peningkatan secara global di seluruh indonesia. Sebagai
negara yang sedang berkembang Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan
yang cukup serius dan harus segera diatasi.
Masalah-masalah kependudukan di Indonesia dapat kita simpulkan yaitu:
a. Jumlah
penduduk besar
b. Pertumbuhan
penduduk cepat.
c. Persebaran
penduduk tidak merata.
d. Kualitas penduduk
rendah.
e. Komposisi
penduduk sebagian besar berusia muda.
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan
pembangunan karena menjadi subyek dan obyek pembangunan.
Jumlah penduduk yang besar bermanfaat dalam:
·
Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya
alam.
·
Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang
berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar yaitu nomor 3 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
·
Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya
kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini
sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan
gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
·
Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana
kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana
yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah
menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini. Peran serta
swasta yang telah dilakukan antara lain pembangunan pabrik/industri, sekolah
swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.
Cara mengatasi :
PHBK adalah pandangan, sikap dan perilaku yang
responsif, rasional dan bertanggung jawab terhadap pemecahan masalah
kependudukan di suatu wilayah atau negara untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan hidup masyarakat yang adil, makmur, merata dan berkualitas.
Ciri-ciri PHBK adalah :
1. Peduli terhadap manusia dan kebutuhan hidupnya
2. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan kehidupan ekonominya
3. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan kehidupan sosial, budaya dan
agama
4. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan lingkingan hidup
Dalam operasionalnya PHBK yang harus dilakukan oleh seluruh penduduk
mencakup 10 perilaku hidup, yaitu :
1. Penundaan Usia Perkawinan: laki-laki 25 tahun, perempuan 20 tahun
UU No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan
bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan
perempuan untuk membentuk satu rumah tangga atau keluarga yang bahagia dan
sejahtera. Berdasarkan undang-undang tersebut terlihat bahwa seseorang yang
melangsungkan perkawinan harus mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Untuk
mencapai itu, syarat minimal yang harus dimiliki oleh pasangan suami istri
adalah sehat dalam artian sehat secara jasmani, mental, ekonomi dan sosial
sehingga memungkinan keluarga tersebut dapat melakukan hal-hal yang produktif.
Kondisi sehat secara jasmani, mental, ekonomi dan sosial bagi pasangan
suami istri diyakini dicapai oleh laki-laki pada usia 25 tahun dan perempuan 20
tahun.
Dari sisi fertilitas, semakin dewasa seorang wanita
melangsungkan perkawinan maka kesempatan untuk hamil dan melahirkan akan
semakin pendek, sebaliknya semakin muda seorang perempuan melangsungkan
perkawinan maka akan semakin panjang bagi perempuan untuk dapat hamil dan
melahirkan.
Pendewasaan usia perkawinan harus terus digelorakan kepada penduduk
khususnya perempuan, karena perkawinan muda masih banyak terjadi.
Memiliki 2 anak lebih baik
Salah satu fungsi perkawinan adalah untuk meneruskan
keturunan. Dalam pelaksanaannya fungsi tersebut harus bisa dikontrol dengan
baik, dalam artian pasangan suami istri harus betul-betul dapat merencanakan
berapa jumlah anak yang dinginkan sesuai dengan kemampuannya. Dalam
merencanakan berapa jumlah anak, secara teori dapat dilihat dari sisi apa
pasangan suami istri menilai tentang anak, yang secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua, yaitu :
Anak dilihat dari sisi pembiayaan (cost) yang
harus dikeluarkan
Bila pasangan suami istri menilai kepemilikan anak dari sisi pembiayaan
yang harus dikeluarkan, ada kecenderungan pasangan suami istri untuk memiliki
anak sedikit.
2.
Anak dinilai sebagai investasi untuk masa depan
Bila anak dinilai sebagai investasi masa depan tempat
di mana anak akan dijadikan tempat berlindung pada saat pasangan memasuki hari
tua, biasanya ada kecenderungan pasangan suami istri untuk mempunyai anak
banyak. Sering terlontar dari ucapan seorang ibu pada anakanya “nak, kalau
sudah tua aku tinggal keliling ke rumah anak, satu bulan di kamu, satu bulan di
adikmu satu bulan di kakakmu dan seterusnya”. Ucapan ini tentu mengindikasikan
bahwa anak dijadikan sebagai investasi orang tua di masa depan.
Untuk melihat berapa sebaiknya jumlah anak dimiliki oleh pasangan suami
istri, sebaiknya kepada para keluarga disosialisakan tentang Reproduksi Sehat.
Melalui pola reproduksi sehat dapat diketahui bahwa
umur yang paling aman untuk melahirkan adalah pada saat perempuan berusia 20-30
tahun dengan jarak melahirkan yang paling bagus adalah 5 tahun. Dengan pola
tersebut maka pasangan suami istri akan mempunyai anak sesuai dengan program
yang dilaksanakan pemerintah mempunyai 2 anak lebih baik.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian pada Rumah-rumah
Sakit Pendidikan di Indonesia sekitar tahun 1980-1981 dapat disimpulkan, antara
lain : 1). resiko melahirkan dua anak saja relatif lebih kecil dari pada
melahirkan anak lebih dari dua; 2). jarak antara tiap kehamilan yang dianggap
cukup aman adalah 3 sampai 4 tahun; 3). usia terbaik danpaling aman bagi ibu
untuk melahirkan ialah 20 s.d 30 tahun; dan 4). resikofbahaya kematian
perinatal (bayi lahir) sangat kecil bila ibu melahirkan pada usia antara 20
sampai 30 tahun (PKMI, 1992).
Penelitian Surapaty dan Prayitno, 1995 menyebutkan
resiko kematian maternal di Sumatera Selatan dan Jawa Timur lebih tinggi pada
mereka yang tidak ikut KB. Penelitian Setiawan dan Dasuki (1995) menyebutkan
bahwa kehamilan pada usia remajamemberikan tambahan resiko terjadinya BBLR 4
kali, dibandingkan dengan kehamilan pada usia reproduksi sehat (Setiawan dan
Dasuki, 1995). Sedangkan hasil penelitian Sangian dan Rattu di RSUP Manado pada
tahun 1997 menyebutkan bahwa secara keseluruhan penyulit kehamilan pada wanita
yang berusia di bawah 20 tahun (primi muda) lebih tinggi dibandingkan primi
usia reproduksi sehat pada usia 20 – 30 tahun
3.
Mengatur Jarak Kelahiran
Dalam pola reproduksi sehat dijelaskan, disamping
pasangan suami istri diupayakan untuk mempunyai anak 2 orang saja, juga harus
diupayakan agar jarak kelahiran anak yang satu dengan anak yang lainnya dapat
diatur dengan baik, kalau memungkinkan 5 tahun.Graef dkk (1996) mengemukakan
bahwa makin muda atau makin tua usia ibu, maka makin tinggi resiko ibu beserta
anaknya. Bila seorang ibu telah melahirkan lebih dari empat orang anak, maka
resiko bagi ibu dan anaknya makin besar pada setiap kel2hiran berikutnya.
Meskipun demikian, resiko tertinggi ada pada kelahiran yangberjarak kurang dari
2 tahun. Pendapat Graef dkk., ini didukung oleh temuanUnited Stated Agency for
International Development (USAID) yang menyebutkan bahwa angka mortalitas bayi
yang mempunyai jarak kelahiran kurang dari 2 tahun menunjukkan 71 % lebih
tinggi dibandingkan yang berjarak dua sampai tiga tahun (Graef dkk., 1996).
4.
Menggunakan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi bertujuan untuk
menjarangkan kelahiran. Banyak cara kontrasepsi yang dapat dipakai oleh
pasangan suami istri, baik yang bersifat hormonal, seperti suntik KB, pil,
implan maupun yang bersifat non hormonal seperti IUD, Kondom maupun media
operasi. Setiap kontrasepsi yang dipakai apapun jenisnya mempunyai keefektifan
dalam mencegah kehamilan.
5.
Meningkatkan usaha ekonomi keluarga
Salah satu fungsi keluarga yang harus dilaksanakan
oleh setiap keluarga adalah fungsi ekonomi. Dalam hal ini kepada para istri
dapat diberi peluang untuk melakukan usaha ekonomi produktif dalam rangka
meningkatkan ekonomi keluarga. Untuk kepentingan ini sejak dekade tahun 1980-an
BKKBN telah mengembangkan program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS), di mana kepada keluarga-keluarga diberikan peluang untuk
dapat melakukan usaha dengan pemberian bantuan modal dan bimbingan usaha
bekerjasama dengan sektor-sektor terkait.
6.
Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
Salah satu permasalahan kualitas penduduk Indonesia
saat ini adalah masih tinggi angka kematian ibu karena hamil dan melahirkan,
yaitu masih berkisar 228/100.000 kelahiran hidup. Salah satu upaya untuk
menekan angka kematian ibu adalah melalui persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan. Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007 angka persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan, seperti
dukun bayi masih cukup tinggi, yaitu sekitar 24 %. Untuk Sumatera Selatan
persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan (dukun) lebih tinggi dari
angka nasional, yaitu sekitar 28,6 %. Dalam upaya mencapai derajat kesehatan
ibu perlu terus disosialisasikan tentang pentingnya persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan.
7.
Melaporkan setiap kelahiran, kematian, dan perpindahan
Untuk kepentingan perencanaan program pembangunan data
merupakan hal yang sangat vital. Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk
mendapatkan data registrasi vital yang akurat sehingga bisa dimanfaatkan dalam
perencanaan program pembangunan yang tepat guna dan berhasil guna, masyarakat
diharapkan mempunyai kesadaran tertib administrasi kependudukan, artinya
melaporkan setiap kejadian vital (kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk)
kepada petugas. Hasil uji coba kegiatan PHBK yang dilakukan di 4 propinsi
terpilih yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Bali, Jawa Barat dan Nusa Tenggara
Barat pada umumnya masalah pelaporan kelahiran menjadi hal yang patut menjadi
perhatian.
Perlu kerjasama yang dikembangkan oleh petugas terkait
dengan tertib adminstrasi, masyarakat perlu difasilitasi dalam membiasakan diri
melaporkan kejadian vital, seperti untuk pembuatan akta kelahiran. Bidan atau
siapapun yang menolong persalinan harus berupaya memberi bantuan masyarakat
untuk mendapatkan akte kelahiran anaknya. Begitu tenaga kesehatan menolong
persalinan mungkin bisa langsung membantu masyarakat untuk melaporkan
persalinannya melalui surat keterangan lahir kepada petugas kelurahan untuk selanjutnya
diproses di Kecamatan dan Kantor Catatan Sipil.
8.
Keluarga ramah anak dan lingkungan
Dalam upaya menciptakan keluarga yang bahagia dan
sejahtera perlu diciptakan hubungan yang serasi dan selaras antar anggota
keluarga. Orang tua diharapkan dapat menciptakan kelyarga ramah anak, antara
lain melalui pemberian penghargaan kepada anak (misalnya mengucapkan terima
kasih apabila ditolong anak), peduli terhadap kebutuhan anak.
Disamping menciptakan keluarga ramah anak, setiap
keluarga juga harus menciptakan keluarga ramah lingkungan. Keluarga harus
menciptakan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang dengan lingkungan
sekitarnya. Hal ini patut disadari karena manusia sebagai makhluk sosial tidak
dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain.
9.
Keluarga berkarakter (sosial, budaya, agama)
Pola kehidupan modern saat ini telah berdampak pada
karakter anak bangsa. Pengaruh negatif globalisasi menimbulkan masyarakat
Indonesia kini mulai banyak yang bersifat individualistis, budaya bangsa
Indonesia yang terkenal dengan keramahtamahan dan sifat gotong royong kini
mulai bergeser menjadi pola hidup yang keras. Banyak permasalahan yang bisa
diselesaikan secara kekeluargaan berakhir dengan tindakan kekerasan dan
anarkis, seperti penganiayaan bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan
pembunuhan. Kondisi tersebut diperparah dengan buruknya tingkat perekonomian
masyarakat dan semakin sulitnya hidup serta kerasnya tingkat pesaingan.
Nilai-nilai agama banyak yang dilanggar. Sebagian masyarakat banyak yang sudah tidak
malu lagi tatkala berbuat kesalahan.
Untuk menciptakan keluarga berkarakter, sudah saatnya
keluarga menjalankan fungsi sosial budaya artinya keluarga harus mempunyai
filter atau penyaring terhadap budaya, nilai dan moral yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa. Saat ini kita merindukan kembali bangsa Indonesia yang
terkenal dengan keramahtamahan dan kegotongroyongannya.
10.
Keluarga peduli pendidikan
Pendidikan merupakan pondasi bagi seseorang untuk
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Malalui pendidikan
yang diberikan oleh kepala keluarga kepada anggota keluarganya diharapkan SDM
Indonesia dapat terus ditingkatkan sehingga dapat bersaing baik secara regional
maupun internasional. Saat ini keprihatinan melanda bangsa Indonesia. Penilaian
IPM yang dikeluarkan oleh UNDP telah menempatkan SDM Indonesia berada pada
urutan ke 124 dari 187 negara.
Untuk dapat memberikan pendidikan yang layak kepada
anggota keluarganya, setiap keluarga harus mempunyai kemampuan ekonomi yang
mumpuni. Perencanaan jumlah anak yang dimiliki akan sangat membantu keluarga
dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Akhirnya kita berharap 10 butir PHBK ini dapat
dilakukan seluruh penduduk dengan segenap kesadaran. Butir-butir PHBK semoga
bukan hanya slogan saja tetapi dapat menjadi Life Style atau gaya hidup
keluarga di Indonesia, sehingga bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang
kuat, mandiri dan maju sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Penyebab :
Salah satu penyebab Permasalahan Kependudukan Akibat
Kurangnya Kepedulian Terhadap Program KB
Kurangnya pergerakan pemerintah pada program KB menyebabkan permasalahan
penduduk yang kompleks dan kualitas penduduk Indonesia tetap rendah.
Selama ini, masalah kependudukan boleh dikatakan masih
kurang mendapat perhatian dari masyarakat maupun tokoh-tokoh masyarakat. Memang
pada saat ini sebagian besar orang pada umumnya sudah tidak berkeberatan lagi
dengan program untuk mengontrol kelahiran, tetapi masih kurang sekali kesadaran
untuk melaksanakannya dan dianggap sebagai hal yang tidak penting. Sebenarnya
masalah kependudukan ini adalah masalah yang penting karena sebenarnya
berkaitan erat dengan masalah ekonomi, hukum dan norma agama.
Jadi, memang tidak bisa diabaikan begitu saja. Masalah
ini sudah bisa diatasi dengan baik apabila sejak dulu sudah ada pergerakan yang
sungguh-sungguh dari pihak pemerintah maupun tokoh-tokoh masyarakat untuk
mengatasi masalah ini. Dahulu masih banyak orang yang menentang program KB dan
kalaupun sudah ada yang menyetujuinya, umumnya mereka masih tidak mau
melaksanakannya. Pada zaman Orde Lama, dari pihak pemerintah pun tidak ada
kesadaran akan masalah ini padahal pada saat itu jumlah penduduk Indonesia
masih berkisar 100 juta jiwa dan seandainya pada saat itu sudah ada upaya yang
sungguh-sungguh tentunya tidak perlu penduduk Indonesia meledak seperti
sekarang ini.
Tingkat kematian menurun dengan cukup drastis
sedangkan tingkat kelahiran tetap bertambah, maka ruang kehidupan bumi kita
semakin sempit dan semakin sulit memenuhi kebutuhan pangan karena tingkat
pertumbuhan penduduk dunia yang sekitar 1,2 persen per tahun. Jumlah lahan ini
pun semakin hari semakin berkurang karena semakin meningkatnya kebutuhan akan
perumahan.
Pada saat ini tidak perlu sampai ada pertempuran antar negara untuk
memperebutkan sumber makanan seperti yang terjadi pada suku-suku primitif,
tetapi persaingan antar individu untuk memperebutkan sumber makanan yaitu
pekerjaan.
Apabila tidak mendapatkan pekerjaan mereka akan
menjadi pengangguran, sulit untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal, dan
kemiskinan terjadi dimana-mana. Mereka yang tidak mendapatkan tempat yang layak
terpaksa mencari tempat yang kurang layak, yang tidak mendapatkan yang kurang
layak terpaksa mencari yang tidak layak. Dan dari hari ke hari semakin besar
jumlahnya. Ini tentu pada akhirnya menimbulkan berbagai macam masalah sosial
yang susah untuk diatasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Masalah kependudukan adalah masalah yang paling
penting dalam pembangunan suatu negara karena dapat menghambat pembangunan
nasional yang sedang dialksanakan. Dengan persebaran penduduk yang lebih merata
dimaksudkan untuk membantu mengurangi berbagai beban sosial, ekonomi dan
lingkungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang semakin
meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga
dimaksudkan untuk membuka dan mengembangkan wilayah baru guna memperluas
lapangan kerja dan memanfaatkan sember daya alam sehingga berhasil guna. Jumlah
penduduk yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan
derajat hdup, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian
hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di
wilayah yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Biran Afandi, Kontrasepsi, Keluarga Berencana,
Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawiroharjo, 1991
BKKBN, Gerakan keluarga Berencana Nasional,
Jakarta, 1998
BKKBN, Kependudukan KB dan KIA, Bandung
Balai Litbang, 1999
http://warnawarnidina.blogspot.com/2010/10/kependudukan-dan-mobilitas-sosial.html [diakses
21 MARET 2011].
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/makalah-konsep-kependudukan-di.html
Langganan:
Postingan (Atom)